Tauhid dan pengesaan Allah Swt. adalah mata air kehidupan, sumber kebahagiaan dan produkifitas. Bila keyakinan ini semakin mendalam, maka kebahagiaan dalam hati akan semakin mengkristal, merasakan kedamaian dalam jiwa dalam keadaan apapun jua, hidup semakin produktif dan mengalirkan amal-amal dahsyat yang tak putus-putusnya.
Keyakinan seperti apa…?
Yaitu keyakinan bahwa Allah Swt. adalah Rabbunnâs dan Ilâhunnâs. Rabb manusia dan Tuhan sesembahan manusia.
Rabb itu berarti pengatur alam semesta. Dialah yang memberi kita makanan dan minuman, mengatur kehidupan setiap makhluk, membagi rezeki, yang memberi kekuatan, yang mengatur bumi dan seisinya, dan mengatur alam semesta.
Sementara Ilâhunnâs adalah Tuhan sesembahan manusia. Yaitu keyakinan bahwa hanyalah Allah Swt. sesembahan yang benar. Hanya kepada-Nya kita hadapkan hati sepenuhnya.
Pengakuan sebenarnya dari La ilaaha illallah bahwa tidak ada yang disembah selain Allah, menghapuskan sesembahan lainnya. Pengakuan yang menghapuskan penghambaan kepada sesama manusia, membawa diri ke puncak kemanusiaannya, menghapuskan perbudakan dalam bentuk apapun. Tidak menghamba kepada harta, jabatan, kedudukan, wanita, nafsu syahwat.
La ilaaha illallah. Ungkapan ini adalah pengakuan tauhid bahwa Allah adalah satu-satunya zat yang berhak untuk disembah. Dialah Tuhan Pencipta semesta alam dan Pengatur segala ciptaan-Nya. Kita mengakui bahwa Allah adalah Allah tumpuan hidup.
Dari sini tumbuhlah sikap-sikap uluhiyyah (mengesakan Allah) yang menyandarkan semua tindakan kita kepada kekuasaan Allah semata.
Ketika kita telah menjadikan Allah sebagai tumpuan hidup, itu berarti kita mengikrarkan diri:
Bahwa hanya kepada Allah kita menyembah
Bahwa hanya kepada Allah kita memohon pertolongan
Bahwa Allah adalah sumber kekayaan kita
Bahwa adalah sumber harapan kita
Bahwa Allah adalah sumber kemenangan kita
Bahwa Allah adalah sumber kekuatan kita
Dan Bahwa Allah adalah sumber segala sesuatu dalam hidup kita
Pengakuan yang diiring keyakinan yang kuat ini pada gilirannya akan melahirkan berbagai sifat positif dalam kehidupan. Keyakinan inilah yang nantinya akan melahirkan sifat-sifat terpuji yang tak terpendung pengaruh dahsyatnya. Dari mata air ketauhidan lahirlah keikhlasan dalam setiap perbuatan. Mengalirlah kemulian sifat sabar, berfikir positif, syukur, tawakkal, ridho dan lain-lain sebagianya.
Dari mata air tauhid muncul rasa syukur terhadap segala nikmat yang ada. Dia yakin bahwa semuanya adalah Allah Swt. untuk kesyukuran tidak akan putus dari lidahnya.
Dari mata air tauhid mengalir sifat tawakkal, menyerahkan diri kepada Allah Swt. Ia menjalani kehidupan dengan penuh semangat, senyum bahagia, karena ia yakin bahwa tidak akan ada yang sia-sia dalam kehidupan ini; bahwa segala sesuatu yang ada dalam kehidupan telah diatur oleh Allah Swt. dan manusia tinggal menjalaninya; bahwa Allah Swt. telah menuliskan takdir setiap makhluk sebelum ia diciptakan.
Mengalir pula rasa tunduk dan patuh kepada Allah Swt. Sebab dialah Allah Swt. tuhan satu-satunya yang patut disembah kemudian, akan memudahkan seseorang untuk mengerjakan shalat menunaikan segala kewajiban sebagai hambaNya. Aqidah yang baik juga akan mencegah seseorang melakukan hal-hal yang buruk.
Kesadaran dengan makna syahadat ini dapat mengubah wajah kehidupan: yang pesimis jadi optimis, yang lemah jadi kuat, yang miskin jadi kaya, yang sedih jadi bahagia, yang gelisah jadi tenang, yang kalah jadi menang, dan segala sikap hidup negatif berubah menjadi positif dalam arti yang sebenarnya. Itu karena semuanya dikembalikan lagi kepada Allah dan tidak bergantung kepada diri sendiri ataupun orang lain yang serba kekurangan.
Ketenangan hati dan jiwa, perasaan syukur dan ridha, pikiran positif dan rasa optimis, selalu terbit dari tauhid yang benar. Maka orang yang paling bahagia dalam hidup ini sesungguhnya adalah yang paling benar tauhidnya.
قُوْلُوْا لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله ُتُفْلِحُوْا
“Katakanlah tidak ada tuhan selain Allah, kalian pasti beruntung” (HR. Ahmad)
***