MENGAPA HIDUP KITA GELISAH?

Ketika hati galau, resah, gelisah dan tidak tenang, berarti ada yang kurang dalam hidup kita. Ada hal-hal yang mesti diperbaiki lebih lanjut lagi.

Dalam buku Miracle of Zikir, Ust Arifin Ilham menyatakan bahwa ada banyak penyebab yang menyebabkan hidup terasa gelisah. Diantaranya:
Pertama, hidup gelisah karena banyak dosa. Semakin banyak dosa yang dilakukan, semakin gelisah seseorang. Kalau di bilang tenang dengan dosa, itu bohong! Seakan saja wajahnya dan penampilannya tenang, tetapi hatinya terus dalam keraguan, kegelisahan dan tidak nyaman.

Orang banyak dosa itu banyak gelisahnya, banyak sialnya. Kalaupun di beri kesenangan hanya soal waktu. Akibat dosa ditunda sesaat, lalu tanpa disangka-sangka bencana itu pun datang. Penangguhan akibat dosa itu namanya Istidraj. Allah tidak lupa, hanya memberi tangguh saja.

Ketika seseorang bertanya kepada Rasulullah , “Apa itu dosa wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Dosa ialah sesuatu yang membuat gelisah, dan engkau takut sekali orang tahu apa yang ada di hatimu.”

Banyak menuntut, kurang bersyukur atas nikmat-nikmat Allah Swt. juga membuat hidup gelisah. Ibarat telur yang ada di tangan kita lepaskan untuk mendapatkan burung yang di udara yang belum pasti. Berharap hujan dari langit, air di tempayan ditumpahkan.

Kadang kita ini terlalu banyak menuntut kepada Allah Swt. Padahal terlalu banyak nikmat yag Allah Swt. berikan kepada kita. Mata sedikit sakit saja, kita sudah gelisah luar biasa padahal telinga, tangan, jantung, paru-paru semuanya sehat. Bersyukur pada Allah Swt. Kehilangan uang seribu rupiah, kita sudah panik. Padahal di tangan masih ada sisa seratus ribu untuk membeli keperluan.

Satu doa saja tidak diijabah sama Allah Swt. kita melupakan semua kebaikan Allah Swt. pada diri kita. Padahal 99,9% nikmat hanya 0,1% ujian dari Allah Swt. Ketika musbah yang Allah Swt. datangkan kita lupa semua nikmat itu, merasa diri paling sengsara, padahal di kemudian hari baru terbukti ternyata sengsara di masa lalu membawa nikmati di hari kemudian.

Sebab gelisah berikutnya adalah terlalu cinta kepada dunia. Kalau dalam hati sudah ada bibit rakus kepada dunia, maka bersiaplah gelisah dam menderita di hari hari selanjutnya. Mengejar popularitas, uang yang banyak atau pangkat dan jabatan. Berangkat gelap, pulang gelap. Keluarga berantakan, diri sendiri tidak terurus. Begitulah aktifitasnya menunggu kematian. Kosong! Tidak jelas apa tujuan hidupnya.

Semua yang kita kumpulkan sebanyak apapun di dunia, pada akhirnya kita tinggalkan. Ingat sekali lagi, sebanyak apapun yang kita kumpulkan, pada akhirnya kita tinggalkan juga. Karena itulah oranG-orang yang beriman sangat memperhatikan rezekinya. Karena ia sadar bahwa ia akan menghadap Allah Swt.

Kegelisahan batin juga adalah akibat dari makan-makanan yang haram. Baik itu haram karena zatnya anjing, babi, khamar, narkoba dan lain sebaginya. Ataukah haram karena sebabnya, misalnya makanan hasil korupsi, menipu, mencuri, judi, dan sebagainya.

Boleh jadi makanan itu aslinya halal, tapi cara mendapatkannya salah maka ia menjadi haram. Ia makan nasi tempe, ayam, sayur-sayuran dan buah, tapi dengan mencuri atau korupsi. Maka masuklah barang-barang yang haram ke dalam tubuhnya, mengalir dalam aliran darahnya.

Dalam tubuhnya ia membangun ruangan untuk setan. Setan masuk melalui darah-darah yang haram itu. Lalu ia bisikkan kesesatan. Karena itulah orang yang banyak memakan makanan haram hidupnya gelisah, hampa, bête, walapun duitnya banyak. Ia mudah terserang stress, depresi, mudah marah, temperamental, sombong dan berbagai macam penyakit ruhaniah.

Sudah begitu, ia menjadi ketagihan untuk melakukan maksiat lagi. Sebab dosa dapat melahirkan dosa, dosa lagi dan dosa lagi. Makanan haram yang masuk ke darah dagingnya akan mendorongnya untuk melakukan yang haram lagi. Setelah korupsi, ia merampok, ia berzina, mengambil hak orang lain tanpa belas kasihan, lalu ingin korupsi lagi, dan begitu seterusnya.

Parahnya, harta haram ini tak hanya ia yang menikmati. Seorang ayah mencari duit dari jalan yang haram lalu ia bawa pulang. Harta kehilangan berkahnya, makanan kehilangan berkahnya. Sungguh keluarga yang mengalir darah yang haram dari tubuhnya sulit menghafal Al-qur’an.
***

Lalu bagimana cara memutus mata rantai dosa itu?

Yaitu dengan berzikir, ingat kepada Allah. Ingat mati yang datang menjelang. Kalau tidak segera taubat dan istighfar, niscaya tak akan ada habis-habisnya, tak akan pernah ada ujung dari kedurhakaan, sehingga akhirnya meninggal dengan su’ul khatimah. Setan menang. Ia berhasil mengantarkan satu orang manusia lagi ke jurang kesengsaraan yang tiada tara.
***

*Disarikan dari buku 7 Kalimat Thayyibah
*Oleh Ustadz Umarulfaruq Abubakar

Leave A Reply

Navigate