Ungkapan tasbih Nabi Yunus itu adalah tasbih yang paling utama. Demikian kata Rasulullah Saw. dalam sebuah sabdnya. Inilah ucapan tasbih yang diiringi oleh persaksian keesan Allah dan pengakuan diri sebagai orang yang zalim..
Kita mau bertasbih atau tidak, mau beriman atau kafir, mau beribadah atau lalai, mau berdzikir atau lalai, itu sama saja bagi Allah. Kekuasaannya sama sekali tidak akan berkurang saat kita lalai. Manfaat dzikir yang kita ucapkan sepenuhnya kembali kepada diri sendiri. Maka ketika kita lalai dan berbuat durhaka, maka semuanya akan murni kembali kepada diri kita.
Kita sendirilah yang sesungguhnya menzalimi diri ini. Kalau sampai diri ini mendapatkan musibah dan sengsara dunia akhirat, maka kita sendiri yang menanggungakibatnya. Seseorang yang sering berbuat dosa, itu berarti ia sedang mengukir sengsara. Semakin banyak ia tenggelam dalam dosanya, semakin pasti hidupnya penuh gelisah.
Sebab dosa tak pernah menenangkan hati. Yang ada hanyalah kesenangan semu, lalu berganti dengan kegelisahan yang terus menyelimuti sanubari. Galau, resah, gelisah, duka lara, susah hati, itu adalah akibat dari dosa-dosa tadi..
ذَلِكَ بِمَا قَدَّمَتْ يَدَاكَ وَأَنَّ اللَّهَ لَيْسَ بِظَلامٍ لِلْعَبِيدِ
“Yang demikian itu, adalah disebabkan perbuatan yang dikerjakan oleh kedua tangan kamu dahulu dan Sesungguhnya Allah sekali-kali bukanlah penganiaya hamba-hamba-Nya” (QS. Al-Hajj: 10)
وَمَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ جَزَاء بِمَا كَانُواْ يَكْسِبُونَ
“Tempat mereka adalah nereka, sebagai balasan atas apa yang mereka usahakan” (QS. At-Taubah: 95)
Maka ketika hidup terasa susah, kemana saja menghadap rasanya seperti ada tembok penghalang, hati gelisah, pikiran kacau, keluarga kurang harmonis, hubungan sosial dengan masyarakat dan lingkungan sekitar kurang baik, rezeki terasa sempit, nafas seperti terhimpit, maka ada baiknya kita tidak langsung menyalahkan keadaaan. Mungkin ada dosa yang kita lakukan dan menjadi pengundang datangnya rupa-rupa musibah dan bencana. Daripada menyalahkan orang lain dan keadaan, maka sebaiknya:
Tengoklah ke dalam sebelum bicara
singkirkan debu yang masih melekat
singkirkan debu yang masih melekat
anugerah dan bencana
adalah kehendak-Nya
kita mesti
tabah menjalani
hanya cambuk kecil
agar kita sadar
adalah
Dia diatas segalanya
adalah Dia diatas segalanya
Sucikanlah Allah. Taubat dan mohon ampunlah kepada-Nya.
Bukan hanya sekali dua kali mungkin pribadi kita merasakan hal ini. Pernah dada terasa sesak, pikiran tidak bisa konsentrasi, hati tidak tenang, dan ibadah tidak khusyu’ akibat dosa. Dalam kondisi seperti apa pun bentuk pelariannya tidak akan memberi banyak pengaruh. Mungkin hanya ada rasa senang sesaat, lalu keresahan hati itu kembali menghampiri.
Satu-satunya cara hanyalah dengan kembali kepada Allah. Sesungguhnya dengan mengingat-Nya hati ini akan tenang. Hati terasa lebih tenang saat tertunduk pasrah dalam taubat dan istighfar, diiringi pengakuan bahwa diri ini telah menzhalimi diri sendiri.
لا إِلَهَ إِلا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ
“Tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha suci Engkau, Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim”
Tasbih ini kata Rasulullah Saw. adalah tasbih terbaik. Seandainya Nabi Yunus bukan orang yang sering bertasbih, niscaya ia akan terus berada di perut ikan sampai hari kiamat, demikian kata Allah dalam Al-Qur’an.
Dalam tiga kegelapan itu, yaitu gelap di dalam perut ikan, gelap di dalam lautan dan gelap malam hari, Nabi Yunus terus bertasbih mensucikan Tuhannya dan mengakui kesalahan yang ia perbuat. Sesungguhnya hanya Allah yang Mahabersih dan Mahasuci dari segala dosa, Dialah pemilik segala kesempurnaan dan terbebas dan berbagai macam kekurangan. Sementara manusia masih terus diliputi oleh dosa dan salah, khilaf dan alpa, lalai dan lupa, sampai kapanpun. Sungguh diri ini termasuk orang-orang yang zalim…
“Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam Keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), Maka ia menyeru dalam Keadaan yang sangat gelap: “Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha suci Engkau, Sesungguhnya aku adalah Termasuk orang-orang yang zalim.” Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari pada kedukaan. dan Demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman. (QS. Al-Anbiya’ – 87-88)
Bila untuk masalah tingkat tinggi itu seperti itu saja Allah memberikan jalan keluar, maka bagaimanakah lagi dengan masalah-masalah yang sebetulnya sepele saja. Sesungguhnya kekuasaan Allah lebih besar daripada masalah apapun. Allah pasti bisa menuntun kita mendapatkan jalan keluar.
Segala apapun yang terjadi, semua berada dalam genggaman Allah. Berserahlah kepada-Nya dengan penuh tawakkal. Mohon ampunlah kepada-Nya dari dosa-dosa. Semoga kelamnya duka akan terhapuskan oleh fajar bahagia. Hapuslah air mata, dan tersenyumlah. All is Well…
Tidak ada masalah yang tidak bisa terselesaikan. Semua hanya perlu waktu. Hanya satu tempat meminta tolong, yaitu hanya kepada Allah. Sesama manusia statusnya masih sama, yaitu sebagai seorang hamba. Kekuasan mutlak dan tak terbatas berada di tangan Allah Swt. Hati dan pikiran manusia berada dalam genggaman-Nya. Dia pun sangat-sangat penyayang. Maka saat kita berada di tengah kedua sifat ini, yaitu kemahakuasaan yang terbatas dan rasa sayang kepada hamba yang luar biasa, apalagi yang menghalangi kita untuk meminta?
Yang kita perlukan adalah yakin dan berusaha membersihkan diri…..
Subhana Rabbiyal A’la…. Maha Suci Rabb-ku yang Maha Tinggi
***