Sahabat Abdullah bin Qais pernah meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. pernah bertanya kepadanya:
أَلاَ أَدُلُّكَ عَلَى كَلِمَةٍ مِنْ كَنْزٍ مِنْ كُنُوزِ الْجَنَّةِ قُلْتُ بَلَى يَا رَسُولَ اللهِ فِدَاكَ أَبِي وَأُمِّي قَالَ : لاََ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ.
“Maukah aku beritahukan kepadamu sebuah kalimat salah satu perbendaharan surga? Aku menjawab, Tentu wahai Rasulullah, tebusanmu adalah ayah dan ibuku. Rasulullah berkata, ia adalah “La haula wala quwwata illa billahil ‘aliyyil azhim” Tidak ada daya dan upaya kecuali atas pertolongan Allah.”
Kanz itu berarti harta yang sangat bernilaif dan mulia. Kalimat ini menjadi perbendaharaan surga menunjukkan betapa tinggi dan mulianya kalimat ini di hadapan Allah. Hal itu karena kalimat hauqalah ini mengandung makna keikhlasan, penyerahan diri kepada Allah, makna yang agung, dan pengaruh yang besar bagi orang-orang yang meyakini hal itu di dalam hatinya.
Kalimat ini mempunyai pengaruh yang hebat dalam menguatkan jiwa dan raga dalam memikul beban yang berat, dan meraih harapan dan cita-cita. Siapa yang membiasakan diri untuk membacanya maka ia akan diberi petunjuk menuju kebaikan. Demikian yang disampaikan oleh Syekh Khalid bin Abdillah dalam Syarah Aqidah Thahawiyah.
Tak perlu kita meminta kepada alam, sebab alam tidak punya kekuatan apa-apa. Menganggap bahwa semesta punya kekuatan dan memberikan apa yang kita inginkan adalah bentuk kesyirikan. Hukum tarik menarik yang menegaskan bahwa pikiran kita dapat menarik semua apa yang dipikirkan, akan menjadi baik bila kita anggap sebagai sebuah optimisme atau sugesti pikiran.
Namun bila menganggap kekuatan itu pada alam semesta yang memberikan segalanya apa yang kita inginkan, maka ini membuat kita terjatuh dalam kesyirikan. Sebab kekuatan hanyalah milik Allah.
Ucapan La haula wala quwwata illa billahil ‘aliyyil azhim adalah perbendaharaan surga. Sangat bernilai di sisi Allah, punya dampak psikologis yang sangat besar di dalam jiwa.
***
Benteng Kemiskinan
Inilah salah satu tips menghadapi hidup yang diajarkan oleh Rasulullah Saw.
مَنْ قَالَ لاَ حَوْلَ وَلاَّ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ مِائَةَ مَرَّةٍ فِي كُلِّ يَوْمٍ لَمْ يُصِبْهُ فَقْرٌ أَبَدًا. رواه ابن أبى الدنيا
“Barangsiapa yang mengucapkan La haula wala quwwata illa billahil ‘aliyyil azhim setiap hari 100 kali maka ia tidak akan pernah ditimpa kefakiran selamanya” (HR. Abid Duniya)
Nikmatnya punya harta itu baru benar-benar terasa ketika dalam kesusahan. Misalnya ketika istri mau melahirkan, anak sakit dan harus dibawa ke dokter, membayar uang SPP sekolah dan kuliah, terjadi kecelakaan dan harus ke rumah sakit, membeli beras dan kebutuhan pokok, keperluan komunikasi dan transportasi, biaya dan banyak lagi keperluan lainnya.
Di saat seperti itu barulah kita merasakan betapa pentingnya harta untuk menopang hidup.
Kemiskinan mempunyai banyak dampak buruk. Karena miskin, seseorang bisa melakukan hal yang tercela. Mungkin kita semua masih ingat nasib seorang bayi di Jakarta yang dibunuh oleh ibunya sendiri.
Kemiskinan dan beratnya beban di Jakarta kembali membawa korban. Meisah, seorang bayi mungil berusia 17 bulan, tak bisa menikmati indahnya lebaran.
Tiada hari tanpa pukulan, Meisah disiksa oleh Tiah, sang ibu. Pada Rabu (25/8/2010), si kecil tak mampu bertahan dan harus menghadap Sang Pencipta. Ia tewas di tangan ibu yang seharusnya memberikan kehangatan dan kasih sayang.
Tiah diduga stres karena tidak mampu menanggung beban kemiskinan. Jakarta dengan segala gemerlapnya membuat ibu bayi yang tinggal di Kemayoran, Jakarta Pusat, ini merasa miskin dan tertekan. (http://news.liputan6.com )
Karena miskin dan tidak mampu merawat anaknya, seorang ayah di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah tega meninggalkan bayinya di terminal bis.
Kemiskinan sering kali membuat orang kalut. Seperti yang dilakukan Agus, warga Purbalingga ini. Karena tidak mampu menghidupi anak-anaknya, ia tega memberikan anak-anaknya kepada orang lain.
Anaknya yang terakhir Lastri yang baru berusia 10 bulan, ditawarkan kepada pemilik warung setelah tidak sanggup membayar makanan di terminal kota Purwokerto. Beruntung ada Suparno, seorang calo bis yang bersedia memungut anak tersebut. Suparno yang merasa iba akhirnya berjanji akan merawat anaknya itu dengan syarat ada kesepakatan didepan polisi.(www.indosiar.com)
Karena miskin, seseorang bisa terjerat dalam Narkoba. Menjadi kurir untuk mengirimkan narkoba kepada orang-orang para pemesan. Karena miskin, seseorang bisa menjual diri di klub-klub malam hanya untuk mendapatkan sesuap nasi.
Di Bandar Lampung, seorang ibu di Bandar Lampung nekad membuang bayi yang baru dilahirkannya ke laut, khawatir tidak mampu menghidupi anaknya.
Mulus Kusniti, ibu 4 anak ini terpaksa ditangkap polisi karena nekad membuang bayinya ke laut hingga tewas. Ironisnya, wanita berusia 32 tahun ini mengaku nekad membuang putra ke limanya yang baru dilahirkannya karena khawatir tak mampu menafkahinya.
Kepada petugas, ia mengaku hidupnya dibawah garis kemiskinan. Ia juga mengaku melahirkan sendiri bayinya tanpa pertolongan orang lain. Ketika lahir, bayinya tersebut masih hidup. Demikian saya kutip di di situs www.indosiar.com.
Kemiskinan punya banyak bahaya. Bila tak mempunyai keteguhan iman, seseorang akan mudah tergoda bahkan bisa menjual agamanya dan menukarnya dengan bahan makanan. Seseorang akan sangat mudah diperbudak dan diperalat oleh orang lain. Kalau kita miskin, maka dampak-dampak buruk itu dapat mengenai kita.
Selain usaha dan kerja keras yang sungguh-sungguh, Rasulullah Saw. memberikan kita sebuah tips yang jitu agar terhindar dari kemiskinan, yaitu dengan membaca La haula wala quwwata illa billahil ‘aliyyil azhim setiap hari paling kurang 100 kali. Insya Allah kita akan terhindar dari kemiskinan yang melilit hidup.
***
Oleh: Dr. H. Umarulfaruq Abubakar, Lc., M.HI