Tips dan Trik Jitu Hafal Al-Qur’an

Jika kita telah membaca buku yang ditulis oleh Ustadz Taufik Hamim Effendi dengan judul Jurus Jitu Menghafal Al-Qur’an kita pasti akan menemukan banyak hal menarik mengenai Al-Qur’an, terutama dalam bagaimana metode yang dapat diterapkan dalam mengajari anak usia 6-8 tahun agar dapat menghafalkan Al-Qur’an.

Pertama, kita harus dapat memahami bahwa anak diusia 6-8 sangat senang apabila mendapatkan pujian, reward, hadiah, iming-iming sesuatu setelah mengerjakan tugas.

Ini akan jauh lebih baik dibandingkan dengan pendekatan ancaman atau pukulan bila si anak tidak mau atau tidak mencapai target tertentu dalam menghafal Al-Qur’an. Berikan mereka hadiah apa saja dan tidak harus mahal harganya, yang penting bisa menunjukkan perhatian dari seorang guru atau orang tuanya.

Untuk hadiah bisa menyesuaikan dengan usia anak, dan paling baik bila ada kaitannya dengan program menghafal. Misalnya buku, kartu bermain, dan lain sebagainya.

Kedua, menghujani anak dengan sanjungan dan pujian atas keberhasilannya dalam menyelesaikan hafalannya atau mencapai target tertentu.

Namun, bila si anak tidak mencapai target, jangan sampai kita menyalahkannya atau memarahinya hingga membuatnya putus asa dan tidak mau lagi menghafal. Senangkanlah dan besarkanlah hatinya. Dan kita akan akan melihat betapa semangatnya ia menghafal.

Ketiga, menciptakan suasana belajar atau menghafal yang senyaman mungkin. Hal ini membuat anak merasa mudah dan nyaman dalam menghafal Al-Qur’an. Jangan sekali-kali ada kesan memaksa dan menekan anak untuk menghafal Al-Qur’an.

Bila hal ini dilakukan, maka bukan saja anak tidak mau menghafal tapi juga ia nanti akan benci dan trauma saat disuruh menghafal.

Keempat, usahakan sebelum menghafal, guru atau orangtua dapat bercerita secara ringkas tentang isi ayat atau surat yang akan dihafal. Dengan cara demikian, ia akan lebih tertarik dan termotivasi untuk menghafal karena ingin lebih memahami kisah-kisah tersebut.

Kelima, buatlah gambar-gambar yang berkaitan erat dengan ayat atau surat yang akan dihafal, sehingga mereka mudah membayangkan kejadian atau peristiwa apa saja yang terjadi.

Keenam, memilih guru yang kompeten. Idealnya guru tersebut sudah hafal 30 juz. Itu yang pernah dilakukan oleh Khalifah Harun Ar-Rasyid dulu. Ia memanggil seorang guru yang alim, shaleh, hafal Al-Qur’an dan hadits serta disiplin ilmu lainnya untuk mengajari anaknya.

Satu catatan penting adalah seorang guru harus berpenampilan menarik. Guru tidak saja dituntut untuk memiliki kemampuan baca dan hafal Al-Qur’an yang baik, tetapi juga diharapkan bisa memiliki kemampuan komunikasi, motivasi tinggi, kreatif, dan mau duduk bermain bersama anak.

Nah, itu beberapa tips dan trik jitu yang disampaikan oleh Ustadz Taufik. Selamat mempraktikkannya, dan semoga keluarga kita akan dimasukkan ke dalam keluarga yang mencintai Al-Quran, dan melahirkan generasi-generasi Al-Qur’an. Aamiin

Leave A Reply

Navigate