UNGKAPAN KEAGUNGAN YANG KEPADA SANG PENCIPTA

Allahu Akbar…!

Inilah kalimat yang Allah pilih untuk diucapkan saat menghadap kepada-Nya dalam shalat lima waktu. Inilah kalimat yang mengandung makna pengagungan dan cinta kepada Allah. Di dalamnya terdapat pengagungan sebab menegaskan makna kebesaran Allah Swt. dibanding apa pun juga. Ada makna cinta sebab Zat yang Mahabesar itu memberikan nikmat yang luar biasa dalam setiap waktu dan keadaan. Menghayati makna takbir ini akan melahirkan kekhusyu’an dalam shalat.

Ibnul Qayyim pernah menyatakan bahwa makna khusyu’ adalah perpaduan antara ta’zhim (pengagungan) dan mahabbah (cinta kasih), kehinaan dan kerendahan.

Ibnu Rajab juga mengatakan bahwa khusyu’ yang terjadi di dalam hati adalah pancaran dari ma’rifat Allah Swt. dan ma’rifat akan keagungan, kehormatan, dan kesempurnaanNya.

Allah Akbar..!

Inilah kalimat ta’zhim yang menumbuhkan kekhusyu’an kepada Allah, bahkan ia adalah sendi utama dari sendi-sendi khusyu’. Rasa ta’zhim ini pengaruhnya dalam hati akan nampak dengan adanya rasa takut dan kekhawatiran pada anggota badan akan tampak dengan sikap tenang, hina dan merendahkan diri, bahkan kadang sampai terjadi gemetar. Tentang kekhusyu’an ini mari sama kita kaji dalam buku Nikmatnya Shalat Khusyu.

Imam Abu Ismail pernah menyebutkan beberapa cara menumbuhkan pengagungan kepada Allah Swt. :
1. Jangan menjadikan sesuatu pun selain Allah Swt. sebagai sebab. Ini puncak tauhid. Mengapa demikian ? Karena tiada seorangpun selain Allah Swt. yang memilki sebiji atom pun dilangit dan di bumi. Tiada seorangpun selain Allah Swt. yang mampu menggerakkan hal yang diam, baik bumi ataupun langit. Tiada yang mampu menenangkan hal yang bergerak kecuali atas izin Allah Swt.
2. Jangan sampai beranggapan Dia memiliki keharusan melakukan sesuatu kepada makhluk-Nya. Jangan pernah beranggapan bahwa seorangpun dari makhlukNya berhak atas Allah Swt. tetapi Allah Swt. lah yang berhak atas makhlukNya. Hak-hak seorang hamba dari Allah Swt.seperti memberi pahala bagi orang yang mentaatiNya, menerima taubat hambanya yang bertaubat, dan mengabulkan orang yang meminta kepadaNya. Adalah hak yang Allah kukuhkan sendiri kepada diriNya sebagai suatu janji dan kebaikanNya, bukan suatu hak yang mereka bebankan kepadaNya.
3. Jangan pernah membantah-Nya. Jika Allah Swt. telah menentukan pilihan kepada hambanya baik itu masalah syar’i atau masalah duniawi, jangan pernah menentang kehendakNya. Terima dan ridhalah pada pilihanAllah yang telah ditentukan kepada kita.Sebab perbuatan tersebut termasuk sikap mengangungkan Allah Swt. Jangan pula beralasan dengan qadha dan qadarnya ketika melakukan dosa dan maksiat, dengan beranggapan bahwa Allah Swt. telah menentukannya, Padahal Dia tidak menentukannya untuk kita. Allah Swt. telah berfirman :

إِنْ تَكْفُرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنْكُمْ وَلا يَرْضَى لِعِبَادِهِ الْكُفْرَ

Jika kamu kafir Maka Sesungguhnya Allah tidak memerlukan (iman)mu dan Dia tidak meridhai kekafiran bagi hamba-Nya” (Az-Zumar: 7)

Mengenal diri sendiri dan mengenal Rabb termasuk faktor terbesar yang bisa membantu seseorang untuk ta’zhim kepada Allah Swt. Dia telah mengisyaratkan pentingnya mengenal rangkaian penciptaan manusia, serta melihat kerajaan langit dan bumi ketika Dia menghimbau kepada hambaNya untuk ta’zhim kepada-Nya.

Alam semesta ini sesungguhnya terus mengagungkan Allah. Tidak ada satupun benda di alam semesta ini, baik benda mati atau benda hidup, kecuali ia bertasbih dan mensucikan nama Allah. Hanya saja kita tidak memahami bagaimana mereka bertasbih. Kita bermaksiat diantara makhluk-makhluk di jagat ini yang terus bertasbih kepadanya.

Dalam Surah An-Nahl Allah menegaskan:

أَوَلَمْ يَرَوْا إِلَى مَا خَلَقَ اللَّهُ مِنْ شَيْءٍ يَتَفَيَّأُ ظِلالُهُ عَنِ الْيَمِينِ وَالشَّمَائِلِ سُجَّدًا لِلَّهِ وَهُمْ دَاخِرُون

Dan Apakah mereka tidak memperhatikan segala sesuatu yang telah diciptakan Allah yang bayangannya berbolak-balik ke kanan dan ke kiri dalam Keadaan sujud kepada Allah, sedang mereka berendah diri?” (An-Nahl: 48)

Jika kita mengenal diri kita sebagai orang yang lemah, maka kita akan mengenal Allah Swt. sebagai Maha Kuat. Jika kita mengenal diri kita orang yang tak berdaya, Maka akan mengenal Allah Swt. sebagai zat yang Maha Mampu. Jika kita mengenal diri kita sebagai orang yang fakir, maka akan mengenal Allah Swt. Maha Kaya. Jika kita mengenal diri kita seorang yang serba kekurangan, maka akan mengenal Allag sebagai zat Yang Penuh Kesempurnaan.

Maka penting sekali kita menyadari bahwa Allah adalah sumber kekuatan. Ketika mau minta tolong, minta tolonglah kepada Allah. kita bertawakkal dan menyerahkan padanya sebuah ketentuan. Sebab Zat yang Mahakuasa itu mempunyai kekuasaan dan kekayaan yang tidak pernah padam. Kita semua tenggelam dalam lautan kemahakuasaanNya. Patutlah kita terus mengagungkan-Nya terutama di saat kita menghadap-Nya dalam shalat.

Dialah yang Mahaagung dan Mahaberkuasa. Sementara yang selainNya kecil, tidak patut untuk dibesarkan dan diagungkan lebih dari pada kadarnya.

***

Oleh: Dr. H. Umarulfaruq Abubakar, Lc., M.HI

Leave A Reply

Navigate