Sahabat…
Apakah Anda bersedih dengan perlakuan dari orang lain kepada Anda? Apakah Anda merasa terhina dengan sebuah perbuatan kasar? Apakah Anda merasa kecewa karena ternyata air susu yang Anda berikan dibalas dengan air tuba, kebaikan Anda dibalas dengan keburukan yang menyakitkan?
Tidak perlu bersedih, Saudaraku. Sungguh Allah yang Maha Kuasa. Pemilik langit dan bumi, pengatur alam semesta dan jagat raya yang sangat luas ini, masih saja didurhakai oleh manusia, bahkan oleh diri kita sendiri.
Ia yang memberikan nikmat dan karunia yang sangat banyak dan tak berbilang. Seluruh waktu kita gunakan untuk menghitung nikmat ini pasti tidak akan pernah mampu menghitungnya. Secanggih apa pun perkembangan ilmu akuntansi dan perhitungan matematika, nikmat Allah dalam satu hari saja tetap tak akan terhitung.
“Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (Luqman: 31)
Atas karunia yang tak terhingga ini hanya satu kalimat pendek yang bisa mengungkapkan segalanya,
“Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menhitungnya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)“(Ibrahim: 34)
Dia yang memberikan manusia kaki dan tangan, dan dengan kaki dan tangan pemberiannya itu manusia mendurhakai-Nya. Dia yang memberi manusia panca indra, dan dengan panca indra pemberiannya itu manusia berbuat maksiat terhadapnya. Sungguh benar apa yang disebutkan Al-Qur’an:
قُتِلَ الإِنْسَانُ مَا أَكْفَرَهُ
“Binasalah manusia; alangkah amat sangat kekafirannya” (‘Abasa: 17)
Bila Tuhan yang Maha Pengasih dan tidak pernah bosan mencurahkan beragam karunia yang tak terhitung banyaknya, masih saja di durhakai oleh banyak manusia, maka bagaimana lagi dengan kita?
Dengan sedikit perbuatan baik kepada orang lain kadang kita merasa telah berbuat luar biasa. Dan terhadap perbuatan baik itu kita berharap mendapatkan balasan kebaikan yang sama pula. Tapi ternyata bukan kebaikan yang kita dapatkan, melainkan pembalasan yang buruk.
Mungkin saja orang yang kita kasihi selama ini baik itu saudara, sahabat maupun anak dan istri, atau mungkin karyawan dan anak didik, tiba-tiba berbalik dan membalas semua kebaikan selama ini dengan kejahatan. Tidak usah terlalu bersedih. Tetap teguh dan sabar. Allah yang luas karuniaNya itu masih saja didurhakai, apalagi kita yang sampai saat ini belum berbuat apa-apa.
Dalam sebuah hadis qudsi Allah pernah menyatakan:
“Sungguh aneh kamu wahai anak Adam. Aku ciptakan kamu, namun kamu menyembah selain Aku, dan Aku beri kamu rezeki namun kamu bersyukur pada selain Aku.
Aku berikan cinta-Ku melalui nikmat-nikmat itu, padahal Aku sama sekali tidak membutuhkanmu, namun kamu melakukan kebencian pada-Ku dengan melakukan kedurhakaan padahal kamu sangat membutuhkan-Ku.
Kebaikan-Ku turun kepadamu, namun kejahatanmu naik pada-Ku.” (Kitab Zuhud, Imam Ahmad)
***
Emha Ainun Najib pernah menulis sebuah puisi yang indah tentang hal ini:
Doa Sehelai Daun Kering
Janganku suaraku, ya ‘Aziz
Sedangkan firmanMupun diabaikan
Jangankan ucapanku, ya Qawiy
Sedangkan ayatMupun disepelekan
Jangankan cintaku, ya Dzul Quwwah
Sedangkan kasih sayangMupun dibuang
Jangankan sapaanku, ya Matin
Sedangkan solusi tawaranMupun diremehkan
Betapa naifnya harapanku untuk diterima oleh mereka
Sedangkan jasa penciptaanMupun dihapus
Betapa lucunya dambaanku untuk didengarkan oleh mereka
Sedangkan kitabMu diingkari oleh seribu peradaban
Betapa tidak wajar aku merasa berhak untuk mereka hormati
Sedangkan rahman rahimMu diingat hanya sangat sesekali
Betapa tak masuk akal keinginanku untuk tak mereka sakiti
Sedangkan kekasihMu Muhammad dilempar batu
Sedangkan IbrahimMu dibakar
Sedangkan YunusMu dicampakkan ke laut
Sedangkan NuhMu dibiarkan kesepian
Akan tetapi wahai Qadir Muqtadir
Wahai Jabbar Mutakabbir
Engkau Maha Agung dan aku kerdil
Engkau Maha Dahsyat dan aku picisan
Engkau Maha Kuat dan aku lemah
Engkau Maha Kaya dan aku papa
Engkau Maha Suci dan aku kumuh
Engkau Maha Tinggi dan aku rendah serendah-rendahnya
Akan tetapi wahai Qahir wahai Qahhar
Rasul kekasihMu ma’shum dan aku bergelimang hawa
Nabi utusanmu terpelihara sedangkan aku terjerembab-jerembab
Wahai Mannan wahai Karim
Wahai Fattah wahai Halim
Aku setitik debu namun bersujud kepadaMu
Aku sehelai daun kering namun bertasbih kepadaMu
Aku budak yang kesepian namun yakin pada kasih sayang dan pembelaan-Mu
***
Diantara Keutamaan Takbir:
• Menanamkan keagungan Allah dalam hati
• Menghilangkan kesombongan dan rasa bangga diri
• Menghilangakan rasa rendah diri
• Pelecut semangat dan meningkatkan keberanian
• Dzikir pilihan Allah dalam shalat
***
Oleh: Dr. H. Umarulfaruq Abubakar, Lc., M.HI