Tulisan ini pertama-tama saya tujukan kepada diri saya sendiri sebelum sampai kepada Anda. Semoga Allah Swt. berkenan mengampuni dosa-dosa saya yang menggunung tinggi sampai menutupi hati dan pikiran.
Semoga Allah menjadikan kita termasuk hamba-hambaNya yang senantiasa kembali kepada-Nya, selalu membersihkan diri mereka, dan menjadi hamba-hamba-Nya yang shaleh.
Sahabatku,
Pernahkan Anda menghafal Al-Qur’an dengan lancar, tapi setelah beberapa waktu ternyata hafalan itu sudah terlupakan, atau bahkan tidak ada sama sekali lagi yang tersisa?
Ketauhilah, dilupakan hafalan Al-Qur’an adalah salah dosa besar dan itu terjadi akibat kemaksiatan atau kedurhakaan yang kita lakukan.
Imam Adh-Dhahhak bin Muzahim berkata, “Tak seorang pun yang mempelajari Al-Qur’an kemudian melupakannya, kecuali karena dosa yang dilakukannya. Sebab
Allah berfirman,
“dan apa saja musibah yang menimpa kamu Maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (Asy-Syuura: 30)
Dan sesungguhnya lupa Al-Qur’an termasuk musibah yang besar.
Sungguh dosa itu adalah kotoran bagi jiwa. Ketika kita ingin menghafal Al-Qur’an, maka bejana tempat penyimpanan Al-Qur’an harus kita bersihkan dan selalu kita jaga kebersihannya .
Dosa itu menutup mata hati. Kalau dulu ia bersinar, bercak-bercak dosa itulah yang menutup hati sehingga tidak bisa melihat apa-apa lagi.
Dosa itulah yang membuat usaha kita tidak berkah, menjadikan pekerjaan kita tidak menghasilkan apa-apa. Uang oleh banyak, tapi kalau tanpa berkah hanya akan membawa celaka dan mengundang malapetaka. Atau suatu ketika akan hilang dan entah lari kemana.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah Saw. bersabda:
إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا أَخْطَأَ خَطِيئَةً نُكِتَتْ فِي قَلْبِهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ فَإِذَا هُوَ نَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ وَتَابَ سُقِلَ قَلْبُهُ وَإِنْ عَادَ زِيدَ فِيهَا حَتَّى تَعْلُوَ قَلْبَهُ وَهُوَ الرَّانُ الَّذِي ذَكَرَ اللَّهُ كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Sesungguhnya seorang hamba apabila ia berbuat dosa, maka akan terdapat titik hitam di hatinya. Apabila ia berhenti, beristighfar dan bertaubat, maka hatinya akan bercahaya. Namun apabila ia kembali kepada dosa itu, maka akan bertambah titik hitam itu sampai menutupi hatinya.
Itulah Ar-Rân yang disebutkan dalam ayat:
“Sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka. Sekali-kali tidak, Sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar tertutup dari (rahmat) Tuhan mereka” (al Muthaffifin: 14-15)”
Lebih waspada dan hati-hati dalam kehidupan…