Imam Muqatil bin Sulaiman pernah bercerita, bahwa saat menjelang ajalnya, Umar bin Abdul Aziz mengumpulkan sebelas orang anaknya. Beliau memberikan nasihat kepada mereka, dan saat itu beliau meninggal dunia, dengan tidak meninggalkan warisan kecuali sembilan dinar.
Jumlah yang sangat sedikit untuk ukuran seorang khalifah. Beliau beralasan, kalau anaknya baik, maka yang akan mengurusnya Allah Swt, “wa huwa yatawallassalihin” Allah yang akan mengurus orang-orang saleh. Tapi kalau mereka jahat, saya tidak mau ikut-ikutan membantu kejahatan mereka. Sementara itu, khalifah Hisyam bin Abdul Malik juga memiliki sebelas orang anak. Ketika ia meninggal dunia, dia meninggalkan warisan untuk setiap satu orang anaknya, 1 juta dinar.
Imam Muqatil bin Sulaiman kemudian bercerita, “Demi Allah, saya pernah menyaksikan saat dimana anak-anaknya khalifah Umar bin Abdul Aziz menyumbang untuk perang, untuk jihad, dengan memberikan kuda dan perlengkapan-perlengkapan jihad dst. Sementara di hari yang sama saya menyaksikan anaknya Hisyam bin Abdul Malik meminta-minta di pasar. Artinya apa, ternyata kesalehan seorang bapak akan memberikan keberuntungan bagi anak-anaknya.
Kita lihat dalam kisah Nabi Musa As dan Nabi Khidir yang datang ke sebuah kota. Ketika mereka telah sampai di tempat tujuan, lalu nabi Khidir memperbaiki rumah seseorang. Nabi Musa berkata, “ayo kita minta upah atas usaha yang kita lakukan.” Nabi Khidir menolak, “tidak, ini adalah perintah dari Allah Swt.”
Siapa orang itu yang sehingga Allah Swt mengutus dua orang Nabi jauh-jauh untuk memperbaiki rumahnya. Ternyata disebutkan rahasia di dalam Alquran, “wa kana abuhuma shalihah” sesungguhnya bapak dari kedua orang itu adalah orang yang shaleh. Artinya apa, kesalehan bapak akan dapat memberikan keberuntungan bagi anak-anaknya.
Said bin Musayyib setiap hari beliau salat, ibadah, kemudian memperbanyak amal shaleh. Ditanyakan oleh anak-anaknya, “kenapa ayah sangat bersemangat dalam ibadah?” beliau menjawab, “Innama fa’altu hadza li ajlikum” sesungguhnya aku melakukan semua ini karena kalian. Sekali lagi, kesalehan orang akan dapat memberikan keberuntungan bagi anak-anaknya di masa mendatang.
Dr. Abdullah Nasih Ulwan dalam kitab Tarbiyatul Awlad menyatakan, bahwa ada beberapa sifat yang seharusnya dimiliki oleh orang tua, sebagai pendidik utama, sebagai guru keluarga.
Pertama, dia harus Ikhlas. Ikhlas karena Allah Swt dalam melakukan apapun. Mengharapkan ridha Allah dalam membesarkan anak-anaknya. Inilah yang akan menjadikan anak-anaknya sukses. Kedua, orang tua harus memiliki sikap takwa, disiplin, hati-hati dalam kehidupan, jangan sampai di rumah ada barang-barang yang haram masuk, jangan sampai ada larangan Allah yang dilanggar, yang nyata-nyata dilakukan di dalam rumah, jangan sampai ada perintah Allah yang tidak dilaksanakan. Orang tua yang takwa akan memberikan pengaruh besar kepada anak-anaknya.
Ketiga, Ilmu. Dalam membesarkan anak, tidak cukup pakai perasaan. Dalam membesarkan anak tidak cukup pakai opini pribadi. Tetapi harus berdasarkan ilmu. Bagaimana tumbuh kembang anak, bagaimana psikologi mereka, apa makanan yang mereka perlukan, bagaimana jenjang kehidupan mereka. Ini setiap orang tua harus memiliki untuk kebaikan pendidikan anak. Keempat, merasa bertanggung jawab bahwa anak adalah amanah dari Allah Swt. Amanah ini akan dipertanggung jawabkan kelak di hadapan Allah Swt, maka orang tua berusaha untuk bisa melaksankan amanah ini dengan sebaik-baiknya. Rasa tanggung jawab inilah yang akan memanggil orang tua untuk tetap mendidik anaknya dalam keadaan capek, dalam keadaan lelah. Anaknya akan tetap diperhatikan, dan orang tua berusaha untuk tetap menambah ilmu pengetahuan karena rasa tanggung jawab ini.
Maka, Ikhlas, takwa, ilmu, dan rasa bertanggung jawab itu kita tumbuhkan di hati kita. Sehingga dengan itu, Allah Swt akan memberikan kita karunia berupa anak-anak dan keturunan yang saleh.
Di hari-hari terakhir bulan yang sangat mulia ini, mari kita berusaha untuk mendekatkan diri kita kepada Allah. Memohon, bersimpuh dengan seluruh, minta dengan serius kepada Allah, agar Allah memberikan kita karunia anak-anak saleh, sebab itulah karunia yang sangat indah dan berharga sepeninggal kita di dunia ini.