OASE KEIMANAN

Apa yang bisa kita lakukan agar kita terus bersemangat dalam ibadah, dalam perlombaan menuju surga? DR. Khalid Abu Syadi, dalam kitabnya Sibaq Nahwal Jinan (Berlomba menuju Surga), beliau mengatakan ada empat hal, ingat-ingatlah selalu niscaya kita akan mendapatkan semangat untuk selalu beribadah.

Pertama, dzikrul maut, ingath mati. Sebagaimana kita tidur lalu kita tidak sadarkan diri sama sekali, begitu pula mati itu akan datang kepada kita lalu kita hilang kesempatan untuk beramal. Lalu sebagaimana kita bangun dari tidur, maka seperti itulah kita kelak akan dibangkitkan oleh Allah Swt. Sungguh tidur itu merupakan sebuah peristiwa yang sangat dahsyat dalam kehidupan kalau kita menyadarinya.

Kedua, al Khaufu minallah, merasa takut dengan Allah. Merasa takut kepada Allah ini sebuah perasaan yang luar biasa, kalau Allah memberikan kita karunia rasa takut kepadaNya maka kita akan menjadi berani kepada apapun. Para ulama, para nabi, juga para sahabat, para aulia, mengapa mereka memiliki keberanian di atas rata-rata manusia biasa. Keberanian untuk berjihad, keberanian untuk berinfak, keberanian untuk mengatakan kalimatul haq ‘inda sulthanil jail mengatakan kalimat yang benar di hadapan seorang penguasa yang dzalim. Sebab mereka memiliki rasa takut yang luar biasa yaitu, takut kepada Allah Swt, yang membuat mereka berani dan mengalahkan semua rasa takut yang lainnya.

Man khafallah khafahu kullu sya’I, wa man lam yakhafillah khafa min kulli sya’I, siapa yang takut kepada Allah maka segala sesuatu akan takut kepadanya, sementara siapa yang tidak takut kepada Allah, dia akan takut dengan segalanya.

Ketiga, hasratu ahlil jannah. Agar kita bersemangat dalam beribadah, dalam melakukan kebaikan, ingatlah tentang penyesalan ahli surga. Para penduduk surga walaupun mereka sudah masuk ke dalam surga, ada saat-saatnya mereka menyesal. Kenapa? Karena ada detik-detik waktu dalam kehidupan mereka, mereka tidak isi dengan kebaikan.
Kata Ibnul Jauzi bahwa, an nafs khizanah, nafas-nafas kita itu seperti lemari atau kotak penyimpanan. Kita akan menyesal saat kita buka kotak itu di hari kiamat dan ternyata itu tidak berisi apa-apa. Maka, isilah itu dengan kebaikan sehingga kita bisa memanfaatkan waktu kita dengan sebaik-baiknya.

Keempat, khamsiatus shabah, lima amalan andalan utama para sahabat generasi terbaik, seperti kata Imam Auza’I. Apa lima amalan terbaik itu? Pertama, Luzumul Jama’ah, selalu tetap berada dalam jamaah kaum muslimin, “man arada buhkuhatal jannah fal yahzamil jama’ah” siapa yang ingin mendapatkan keindahan surga hendaklah ia tetap bersama jamaah kaum muslimin dan tidak memisahkan diri dari mereka. Kedua, I’tibaus sunnah, mengikuti tradisi dan amalan Rasulullah Saw. Ketiga, Imaratul masjid, memakmurkan masjid. Keempat, tilawatul quran, tilawah Alquran. Kelima, al jihad fi sabilillah, berjuang di jalan Allah.

Kalau setiap kita ada masa puncak semangat ibadah, dan ada masa “down” merasa lemah, dan tidak semangat, maka hendaklah kita mempertahankan lima hal ini. Ketika turun semangat beribadah, kita tetap bertahan pada lima hal ini. Kita tidak memisahkan diri dari kaum muslimin, kita senantiasa mengikuti sunnah Rasulullah, kita senantiasa memakmurkan masjid, kita senantiasa tilawah Alquran, dan kita senantiasa berusaha untuk berjuang, berjihad di jalan Allah dengan segenap pahalanya yang sangat luas.

Semoga Allah Swt menguatkan hati kita untuk selalu berada di JalanNya dan mencari pengharapan keridhaanNya.

Leave A Reply

Navigate