Tauhid dan pengesaan Allah Swt. adalah mata air kehidupan, sumber kebahagiaan dan produkifitas. Bila keyakinan ini semakin mendalam, maka kebahagiaan dalam hati akan semakin mengkristal, merasakan kedamaian dalam jiwa dalam keadaan apapun jua, hidup semakin produktif dan mengalirkan amal-amal dahsyat yang tak putus-putusnya. Keyakinan seperti apa…? Yaitu keyakinan bahwa Allah Swt. adalah Rabbunnâs dan Ilâhunnâs. Rabb manusia dan Tuhan sesembahan manusia. Rabb itu berarti pengatur alam semesta. Dialah yang memberi kita makanan dan minuman, mengatur kehidupan setiap makhluk, membagi rezeki, yang memberi kekuatan, yang mengatur bumi dan seisinya, dan mengatur alam semesta. Sementara Ilâhunnâs adalah Tuhan sesembahan manusia. Yaitu keyakinan bahwa hanyalah Allah Swt. sesembahan yang benar. Hanya kepada-Nya kita hadapkan hati sepenuhnya. Pengakuan sebenarnya dari La ilaaha illallah bahwa tidak ada yang disembah selain Allah, menghapuskan sesembahan lainnya. Pengakuan yang menghapuskan penghambaan kepada sesama manusia, membawa diri ke puncak kemanusiaannya, menghapuskan perbudakan dalam bentuk apapun. Tidak menghamba kepada harta,…
KESEHATAN DAN KEAFIATAN
Saudaraku, punya dua mata, telinga, dan lengkap panca indra adalah karunia. Pikirkan dan Syukurilah! Ingatlah setiap nikmat yang Allah anugerahkan kepada kita. Karena Dia telah melipatkan nikmat-Nya dari ujung rambut hingga ke bawah kedua telapak kaki. {Jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan sanggupmenghitungnya.}(QS. Ibrahim: 34) Sahabatku, betapa besarnya fungsi pendengaran, yang dengannyaAllah menjauhkan kita dari ketulian. Coba renungkan dan raba kembali mata kita yang tidak buta. Ingatlah dengan kulit kita yang terbebas dari penyakit lepra dan supak. Dan renungkan betapa dahsyatnya fungsi otak yang selalu sehat dan terhindar dari kegilaan yang menghinakan. Adakah Anda ingin menukar mata Anda dengan emas sebesar gunung Uhud, atau menjual pendengaran Anda seharga perak satu bukit? Apakah Anda mau membeli istana-istana yang menjulang tinggi dengan lidah Anda, hingga Anda bisu? Maukah Anda menukar kedua tangan Anda dengan untaian mutiara, sementara tangan Anda buntung? Begitulah, sebenarnya kita berada dalam kenikmatan tiada tara dan…
KEAMANAN DAN KEDAMAIAN
Di sini, di negara kita Indonesia, kita bisa makan dengan enak, tidur dengan nyenyak. Pergi bekerja dengan senang, pulang kerja dengan hati yang riang. Di kantor banyak rekan-rekan kerja yang penuh semangat, di sekolah bertemu dengan teman-teman yang rajin, saling membantu dan bertukar informasi, wajah penuh senyuman itu begitu ramah ketika menyapa. Kita pun bisa kemana saja dengan sesuka hati tanpa ada teror pembunuhan, rudal, senjata, dan lain sebagainya. Dalam kondisi seperti itu sungguh kita berada dalam kenikmatan. Tapi tidak demikian di tempat-tempat yang lain. Kita mungkin pernah mendengar di banyak tempat terjadi banyak kekacauan, perampokan, pencurian, penodongan, atau pengrusakan akibat tawuran dan perkelahian. Anda sendiri mungkin pernah mengalami. Betapa tidak enaknya hidup dalam ketakutan seperti itu. Betapa sengsara kondisi negara-negara lain yang tidak mengalami keamanan selama bertahun-tahun lamanya. Terutama kondisi negara-negara muslim yang didera konflik dalam negeri, seperti Suriah, Irak, Darfur, Libya, dan terutama Palestina. Mereka merasakan duka nestapa…
UNTAIAN KATA YANG PALING UTAMA
Pernahkah kita menghitung jumlah kata yang pernah kita ucapkan? Kalau belum, mungkin kita bisa mencoba bersama-sama seperti yang sering dilakukan oleh Yahya bin Mua’adz, seorang ulama dari kalangan tabi’in. Sampai kini, entah berapa ratus ribu jumlah kata yang kita keluarkan sejak bangun pagi sampai tidur lagi. Begitu mudah lisan ini berucap, bahkan seringkali tanpa dipikirkan terlebih dahulu. Ketika kata belum keluar, ia masih menjadi tawanan kita. Tapi setelah kata itu keluar, kitalah yang menjadi tawanannya. Kita akan menjadi tawanan kata-kata buruk yang kita ucap tanpa sadar, bahkan kata-kata itu akan menjadi penyebab celaka. Kita tidak tau, di antara puluhan juta kata yang sudah terlompat dari lisan kita selama hidup ini, mana di antara kata itu yang akan membawa kita ke puncak surga, atau justru di antara kata itu ada yang menyebabkan kita tercampakkan ke jurang neraka. Apalagi kalau sampai berbohong atau menceritakan kejelakan orang lain dengan maksud agar kawan-kawannya tertawa;…
PENYEBAB DATANGNYA PERTOLONGAN
Ungkapan tasbih Nabi Yunus itu adalah tasbih yang paling utama. Demikian kata Rasulullah Saw. dalam sebuah sabdnya. Inilah ucapan tasbih yang diiringi oleh persaksian keesan Allah dan pengakuan diri sebagai orang yang zalim.. Kita mau bertasbih atau tidak, mau beriman atau kafir, mau beribadah atau lalai, mau berdzikir atau lalai, itu sama saja bagi Allah. Kekuasaannya sama sekali tidak akan berkurang saat kita lalai. Manfaat dzikir yang kita ucapkan sepenuhnya kembali kepada diri sendiri. Maka ketika kita lalai dan berbuat durhaka, maka semuanya akan murni kembali kepada diri kita. Kita sendirilah yang sesungguhnya menzalimi diri ini. Kalau sampai diri ini mendapatkan musibah dan sengsara dunia akhirat, maka kita sendiri yang menanggungakibatnya. Seseorang yang sering berbuat dosa, itu berarti ia sedang mengukir sengsara. Semakin banyak ia tenggelam dalam dosanya, semakin pasti hidupnya penuh gelisah. Sebab dosa tak pernah menenangkan hati. Yang ada hanyalah kesenangan semu, lalu berganti dengan kegelisahan yang terus…
SELURUH MAKHLUK PUN BERTASBIH
Imam Ath-Thabrani pernah meriwayatkan sebuah hadits sahih dari sahabat Abu Darda. Ia pernah mengisahkan bahwa suatu hari Rasulullah Saw. pernah mengambil tujuah buah kerikil. Maka kerikil-kerikil itu bertasbih di tangan Rasulullah Saw. Abu Darda mendengar sendiri dengungannya. Kemudian Nabi meletakkan kerikil-kerikil itu di tangan Abu Bakar, maka kerikil-kerikil itu pun bertasbih lagi. Kemudian beliau meletakannya di tangan Umar dan mereka masih bertasbih. Lalu beliau meletakannya di tangan Utsmân maka mereka bertasbih lagi. Dalam riwayat lain dikatakan, bahwa semua orang yang ada dalam perkumpulan itu mendengar tasbih kerikil-kerikil itu” Pohon, batu, dan tanah bertasbih dalam bahasa mereka. Begitu pula halilintar yang bergemuruh dahsyat dengan pekik kilat yang membelah langit itu pun bertasbih. وَيُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمْدِهِ وَالْمَلائِكَةُ مِنْ خِيفَتِهِ “Dan gemuruh itu bertasbih dengan memuji Allah, (demikian pula) Para Malaikat karena takut kepada-Nya” (Ar-Ra’d: 13) Tidak hanya itu, nasi yang kita makan, lauk pauk, sayur mayur dan buah-buahan dan berbagai makanan yang…