DAHSYATNYA KALIMAH THAYYIBAH

Sesungguhnya kata-kata yang baik itu sedekah” (HR. Bukhari-Muslim)

Berawal dengan kata-kata, berakhir dengan hidup-mati

Kata adalah penyebabnya. Ia bisa membuat seseorang hidup bahagia, atau dapat pula mendatangkan derita sengsara. Tanpa sadar, dengan kata-katanya seorang dapat naik ke surga yang paling tinggi, atau bisa juga tercampakkan ke jurang neraka yang paling dalam.

Selama 13 tahun di Mekah, Rasulullah Saw. berjuan menegakkan kalimat tauhid, bertahan dalam perjuangan lalu akhirnya membawa cahaya baru di seluruh penjuru. Kata-kata tauhidi itu menjada kata pemersatu, kata dakwah, kata perjuangan, kata penghambaan. Dzikir adalah kata-kata. Namun menjadi berbeda dan luar biasa karena ia dinisbatkan kepada Allah Swt.

Untuk menjadi kafir, “cukup” dengan kata-kata saja. Begitu pula untuk melaksanakan nikah, talak, jual beli, dan berbagai transaksi, semua hanya dengan kata kata. Untaian kata membuat segalanya berubah; yang haram menjadi halal, yang tidak boleh menjadi boleh, yang boleh menjadi tidak, semua hanya dari kata-kata.

Kata adalah utusan jiwa dan sanubari, kurir hati dan perasaan, perangkat ilmu dan pengatahuan, duta peradaban, buah lisan dan pikiran, perangkat penjelasan, tanda kebenaran. Kata adalah amanah, misi dan tanggungjawab. Dengan kata seseorang bisa naik tinggi ke puncak langit, atau terbenam jauh ke dalam bumi.

Sifat dan Pengaruh Kata-kata yang baik:

Kata-kata yang baik adalah sedekah. Ia dapat menyatukan hati, menyemai jiwa dengan kedamaian, menghapus kemarahan, menghilangkan kesedihan, menerbitkan keridhaan dan kebahagiaan, apalagi disertai senyuman yang jujur dan berasal dari hati yang tulus.

Kata-kata yang baik menjadi kunci kesuksesan dakwah. Kalimat yang baik menggerakkan akhlak, menyatukan manusia, membuahkan amal shaleh, membuka pintu-pintu kebaikan, menutup pintu-pintu keburukan, hasilnya bermanfaat, tujuannya membangun. Kata-kata yang adalah penghalang dari api neraka.

اتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ فَإِنْ لَمْ تَجِدْ فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ
Hindarilah api neraka walau dengan separuh kurma. Kalau tidak mampu maka dengan kata-kata yang baik.” (HR. Bukhari)

Kata-kata yang baik bagai pohon berbuah yang terus menerus membawa kebaikan, menjadi investasi kebaikan, menjadi sedekah yang memperkaya, meluaskan rezeki, menyambung tali silaturrahmi, menerbangkan ke surga, tanda seorang orang yang beriman dan benar dan pilihan seorang yang bijaksana.

Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit,
pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikit pun.
” (QS. Ibrahim: 24-26)

***

Oleh: Dr. H. Umarulfaruq Abubakar, Lc., M.HI

Leave A Reply

Navigate